JellyPages.com

Jumat, 02 Desember 2011

Cinta Karena Allah

Sebagai seorang Muslim, pasti kita memiliki yang namanya hati dan perasaan yang berbeda-beda. Hati dan perasaan yang kita miliki itu adalah sesuatu hal anugrah terindah yang pernah Allah berikan kepada kita semua, yang berfungsi untuk saling menyangi dan mengkasihi satu sama lain sesama umat manusia. Ada pun salah satu hal yang tak luput dari diri seorang muslim ketika kita berbicara tentang hati dan perasaan, yaitu adalah CINTA. Karena setiap orang muslim pasti memiliki cinta, untuk dapat mencintai saudara-saudaranya sesama umat muslim. Tapi di zaman sekarang ini banyak sekali umat mslim yang menyalah gunakan arti cinta tersebut, padahal masalah cinta itu sendri sudah di atur oleh Allah SWT didalam buku petunjuk kita semua (orang-orang muslim), yaitu Al-Quran, didalam : QS.AL-Baqarah(2):165 & Ali Imran(3):31.
 
Didalam surah dan ayat-ayat tersebut sudah jelas sekali di jelaskan bahwa Cinta yang baik adalah Cinta kita kepada Allah. Cinta kita kepada Allah takkan pernah ada tandingannya dan takkan pernah ada dua-nya. Karena ketika kita mencintai Allah, maka Allah pun akan mencintai kita dan bahkan Allah SWT. pun akan mengampuni seluruh dosa-dosa kita  Jadi, masihkah kita mengandalkan cinta kita terhadap sesama manusia, yang jelas-jelas tidak ada apa-apanya di bandingkan ketika kita mencintai Allah. Relakah  kita menduakan cinta Allah yang jelas tiada dua-nya itu. Sesungguhnya cinta terhadap manusia itu bukan tidak di perbolehkan, tetapi mesti ada perbedaan dan batasannya, seperti yang ada dalam pembahasan ku sebelumnya.  Agar kelak kita dapat masuk ke dalam SURGA Allah, seperti yang ada dalam sutu cerita di bawah ini. Silahkan baca, pahami dan ambilah sisi positif.nya ya :)


Al-Mubarrid menuturkan dari Abu Kamil, dari Ishaq bin Ibrahim, dari Raja' bin Amru an-Nakha'i, ia berkata, "Di kota Kufah ada seorang pemuda yang tampan sekali wajahnya, rajin beribadah, dan berijtihad. Suatu hari ia singgah di suatu kaum dari an-Nakha'. di sana pandangannya berpapasan dengan seorang gadis yang cantik jelita dri kaum itu, sehingga ia langsung jatuh hati kepada gadis itu dan ia berpikir untuk memilikinya. Ia pun singgah di tempat yang lebih dekat dengan rumah gadis itu, lalu mengirim utusan untuk menyampaikan lamaran kepada bapak sang gadis. Namun ia dikabari bapak itu, bahwa anak gadisnya tersebut sudah dilamar anak pamannya sendiri. Tatkala keduanya saling didera derita cinta, sang gadis mengirim utusan kepada pemuda itu mengatakan, 'Saya sudah mendengar besarnya cintamu kepadaku. Aku pun sedih karenanya. Jika engkau mau, aku dapat menemuimu atau, jika engkau mau, aku akan mengatur agar engkau dapat masuk ke dalam rumahku.'

Sang pemuda berkata kepada utusan itu, 'Tidakkah ada pilihan di antara dua hal yang di cintai itu, karena sesungguhnya aku takut azab hari yang besar (kiamat) jika aku mendurhakai Rabb-ku?. Sesungguhnya aku takut api neraka yang baranya tidak pernah padam dan jilatannya tidak pernah surut.'

Tatkala utusan menyampaikan perkataan pemuda itu, sang gadis pun bertanya-tanya, 'Apakah dalam keadaan seperti ini ia masih takut kepada Allah SWT? Demi Allah! Tidak seorang pun yang lebih berhak atas demikian itu, kecuali satu orang manusia sekalipun dapat bersekutu dalam masalah itu. 'Setelah itu, sang gadis memisahkan diri dari segala urusan dunia dan tidak peduli dengan urusan harta, suami, dan anak. semua itu ditinggalkan dan ia hanya beribadah. Sekalipun begitu, ia tidak mampu memadamkan cinta dan kerinduannya kepada pemuda tadi hingga ia meninggal dunia dalam keadaan seperti itu.

Sang pemuda menziarahi kuburannya, menangis di sana, dan berdoa baginya. Suatu hari ia tidak kuasa menahan kantuk tatkala berada di atas kuburan itu sehingga tertidur pulas. Ia pun bermimpi melihat gadis yang di cintainya dulu dalam rupa yang sangat cantik, lalu bertanya 'Bagaimana keadaanmu? Apa yang engkau temukan setelah berpisah denganku?'

Gadis itu menjawab, 'Cinta yang manis, wahai orang yang kubutuhkan! Cintamu adalah cinta yang menuntunku dalam kebaikkan dan kesantunan.'

'Sampai kapan engkau dalam keadan seperti itu?', tanya sang pemuda. 'Sampai mencapai kenikmatan dan kehidupan yang tiada sirna di taman surga yang abadi. Suatu kekayaan yang tiada lenyap,' jawabnya. Sang pemuda pun berkata,'Sebutlah namaku disana karena aku tidak dapat melupakan dirimu.'

'Demi ALLAH!Aku pun begitupula, aku tidak dapat melupakanmu. Aku telah memohon kepada Pelindungku dan Pelindungmu agar menyatukan kita berdua. Tolonglah aku untuk menggapai tujuan itu dengan sekuat tenaga.'

'Kapan aku dapat melihatmu lagi?', tanya sang pemuda. 'Tidak lama lagi engkau akan bertemu dan melihatku,' jawabnya lagi.

Setelah bermumpi seperti itu, pemuda itu pun ternyata hanya hidup selama tujuh hari.

Begitu besar kuasa ALLAH yang dapat menyatukan dua hati yg berbeda, meski itu semua terpisahkan ruang, tempat, waktu, dan alam yg berbeda sekalipun.

Itulah Cinta Karena Allah yang Indah :)

3 komentar:

  1. Allahhuakbar....! tulisan yg megandung ilham ... betapa indahnya dunia ini jika sari dari tulisan ini terpatri disemua insan yang hidup di dunia ini, apalagi itu tercetus dari remaja cilik yg visioner seperti Ulfa..Amin!!!

    BalasHapus